Sunday, August 12, 2012

Felt Crafter Profile 1 : Pratiwi Susanthy (Tiwi Felt)

Hai semua :) mulai sekarang blog FlanelQta bakal diisi dengan profil felt crafter.Tujuannya agar bisa  bisa menjadi sumber inspirasi & motivasi teman-teman untuk terus berkarya. kita mulai dari mbak yang satu ini ya. Yang join di grup FlanelQta pasti kenal dengan mba Pratiwi Susanthy . Yup, mbak Tiwi ini salah satu Admin grup FlanelQta. Ditengah-tengah kesibukannya urus keluarga & berkreasi dengan flanel, mba tiwi bersedia nih ditanya-tanya en diajak share pengalamannya. berikut ini sekilas ceritanya



Mba, cerita dooong, pertama kali kenalan sama felt/flanel tuh sejarah nya gmana?
jaman dahulu kala,kira2 jaman kuliah tahun 2003an main ke toko buku lihat buku flanel. langsung tertarik pengen bikin karena dipikir gampang banget .masalahnya engga tau dimana harus beli bahan2nya akhirnya kelupaan deh mo mulai bikin.
Tahun 2008 akhir pas lagi kerja (editor buku pelajaran ekonomi di penerbit buku) ngobrol2 sama temen ttg cita2. gak tau kenapa inget buku yg dilihat di toko buku tahun 2003. trus iseng bilang ke dia,"aku pengen usaha flanel".

ternyata di kantor ada teman yang tau flanel n pernah berkreasi dengan flanel. dia anggota FQ juga,astuti krisnawati,kebetulan dia bekerja sebagai setter. Dari dia aku dikenali dengan kain2 flanel. akhirnya kita janjian untuk menjahit di sela2 kerja.kadang memanfaatkan fasilitas internet kantor untuk mencari pola2 atau mencari kreasi2 flanel sebagai inspirasi.

dari hasil menjahit di kantor,jadilah pernak pernik (ikat rambut,pin,gantungan kunci). Suatu hari sepupu yg masih SD main ke rumah dan melihat kreasi2 itu. "aku jualin ya,mbak!"
Singkat cerita,tiap minggu jadilah aku jual pernak pernikku ke temen2 SD sepupu :-D
hihi padahal mah,aslinya blum kepikiran buat dijual


April 2009 Bismillah akhirnya resign dari penerbit buku,memutuskan fokus untuk jadi ibu rumah tangga :-D saat itu gak tau kenapa yakin,pengen menjadikan usaha flanel sebagai sampingankenapa sampingan? karena tugas utamaku adalah ibu RT :-P sesuka suka nya kita sama hobi atau usaha kita,tetep harus menomorsatukan kewajiban kita :-)

kreasi apa aja nih yang dibuat dari felt? yang jadi andalan en jadi "Tiwi Felt" banget kreasi yang mana?
kreasi yg selama ini dibuat ada gantungan kunci,gantungan hp,boneka, ikat rambut,bros,cake,aplikasi kaos flanel,aplikas handuk,baby shoe,magnet kulkas,bantal.

Yang jadi andalan,yang baru2 ini dibuat,TINY DOLL :-D :-D
awalnya terinspirasi dari salah 1 admin FQ. trus iseng2 pengen buat sesuai ciri khas tiwi,ownernya yg kurus,akhirnya jadilah si tiny :-D


Wow, banyak banget ya kreasinya, pas ngintip-ngintip album FB nya pun berserakan foto-foto kreasinya yang keren! Nah,  kan media berkreasi itu banyak, kenapa mba Tiwi pilih felt/flanel?
yang dipikiran pertama kali waktu liat felt,warna kainnya cerah2 banget n bahannya unik. kenapa unik?lemes engga,kaku engga.



ada kalanya sebagai felt crafter, muncul kejenuhan. kalo mba sendiri, mengatasi kejenuhan itu dgn cara apa?

oo kalo jenuh,sekarang cukup dengan obat: BROWSING blog orang luar.mantap deh langsung ilang jenuhnya :-D

suka dukanya jadi felt crafter selama ini ?
banyak sukanya sih karena aku suka ngerjain kreasi ini. dukanya ada,tapi kadang suka dilupain gitu aja kao udah dicurhatin ke temen :-D
awal2,bete banget sma yg namanya tukang kopas khu khu khu. klo diladenin mah capek,soalnya kan kita gak ketemu langsung, percuma ngomong lewat dunia maya,enakan ketemu langsung
tapi bukan berarti aku pasrah2 aja lho. kalo ketemu tukang kopas,aku langsung inbox dia,nanya baik2,bilang aku gak suka kalo fotoku di kopas bla bla bla,abis itu ikhlas

cita2 atau target yang belum kesampean apa nih mba?
cita2 dari awal,pengen bikin buku kreasi flanel tapi karyanya yg bener2 hasil karya tiwi bener2 ada ciri khasnya gitu :)

Amin! mudah-mudahan segera tercapai targetnya.  ada pesan2 atau tips untuk teman2 FlanelQta?
untuk yang mo mulai usaha flanel: jangan pernah takut untuk memulai,PD aja lagi
untuk yang ngerasa ko jualannya gak laku2: ayo donk promosiin terus,jangan maluuuu :-D
yang pasti, be creative :)


Kunjungi Blognya untuk kenal lebih dekat :) : http://tiwifelt.blogspot.com



Friday, June 1, 2012

HIT N RUN

Oleh : NUPI-NUPI


Teman-teman yang berbisnis online, pernah membaca/mendengar istilah hit and run? Apa itu hit and run? Di kamus, hit = memukul, run = lari. Jadi, memukul dan lari? Hehehehehe. Saya sudah googling untuk mencari makna istilah tersebut dari sudut pandang bisnis. Tapi belum ketemu. Adanya hanya penjelasan dari beberapa blog, hit and run diartikan sebagai perilaku pelanggan, yang melakukan pemesanan barang/order/booked/deal, tapi kemudian tidak transfer (selamanya) tanpa ada penjelasan.







Saya sering membaca keluhan teman-teman penjual, terutama crafter, yang sudah menyelesaikan barang pesanan, tapi pelanggan tidak kunjung transfer dan hilang tanpa jejak. Saya sendiri (tentu) sering mengalami. Calon pelanggan begitu bersemangat inbox/sms tanya-tanya, lalu memberikan daftar orderan dan ‘mendesak’ untuk segera di total jumlah belanjanya, dan janji mau transfer. Tapi…mana? Sampai hari ini beliau tidak memberi kabar. Bahkan pembatalan sekalipun tidak ada. Hal seperti ini sangat tidak menyenangkan, tapi juga sangat biasa di dalam bisnis online. Saking biasanya, saya hanya memandang dengan perasaan datar data orderan pelanggan yang “melakukan” hit and run. Mungkin secara materi saya tidak rugi, tapi saya kehilangan waktu yang tidak bisa kembali. Sebagai ibu rumah tangga, saya melayani pelanggan ‘sambil’ melakukan pekerjaan lain. Kadang sambil mengepel, menyetrika, memasak, packing paket, belanja, di jalanan…atau sedang ‘boci’ karena pusing (kecapek’an) --- mana bisa kembali tidur kalau pelanggan sms “tolong segera di total ya mba..mau saya transfer”. Itu saya. Bagi crafter yang barang dagangannya handmade, made by order…pasti pengorbanan yang dilakukan lebih banyak lagi. Memang, itu konsekuensi kami sebagai penjual online. Tapi juga bukan hak kami (penjual) jika harus mengalami hal tersebut kan?! Karena kalau bisa malah kami hindari.



Saya memahami beberapa alasan, kenapa pelanggan melakukan hit and run :



Sudah menjadi hobi atau kesenangan. Seneng aja milih-milih dan order, lalu ditinggal. Rasanya puas.
Berubah pikiran. Entah karena plin-plan, terburu nafsu sehingga tidak berpikir matang dulu sebelum order, atau tiba-tiba ‘tidak pengen’ lagi.
Ada hal mendesak lain (bersifat tak terduga) yang harus diprioritaskan.
Pelanggan ragu/khawatir barang tidak dikirim (belum percaya OS tersebut)
......

Sebenarnya untuk setiap alasan tersebut kita bisa memakluminya, karena itu memang logis dan benar (kecuali poin 1). Tapi, akan menjadi tidak benar jika dilanjutkan dengan melakukan 'hit and run"



Kenapa hit and run itu bukan perbuatan mulia? (mulia?? --- hhahaha, bingung memilih kata. Karena secara resmi tidak bisa dikatakan salah, sebab memang belum terjadi kerugian secara nyata dari pihak penjual). Hit and run adalah masalah etika. Jelas-jelas kita tidak pernah merayu atau memaksanya order. Dia sendiri yang memilih-milih, dia sendiri yang order, dia sendiri yang janji transfer….lalu kenapa tidak dilakukan? Pelaku sesungguhnya sedang menunjukkan kualitas moralnya, bahwa dia orang yang kurang bertanggungjawab. Bisa dibayangkan…dia sedang menulisi dahinya dengan spidol hitam “aku bukan orang yang bertanggungjawab, please..jangan mempercayaiku apapun yang terjadi”….hahahahahaha… Tidak sadar kan bahwa “anda” sedang melakukan itu ^^v



Ketika kita berhadapan dengan pelanggan yang tidak beretika, kita tidak bisa memberinya ‘hukuman’ badan atau sanksi materi. Kita hanya bisa memberikan sanksi moral.



Lalu, adakah cara mengenali pelanggan yang ‘hobi’ atau berpotensi melakukan hit and run? Pengalaman saya masih sedikit, jadi belum bisa mendeteksi dan mengenali secara akurat. Saya hanya mengandalkan feeling dan pola-pola tertentu.



Calon pelanggan yang masih anak-anak/bocah (minimal SMP), biasanya tidak serius order. Saya yakin dia sangat ingin membeli, tapi tidak mampu…karena terbentur masalah uang saku (belum bisa menghasilkan uang sendiri, minta ortu juga belum tentu di beri)



Pelanggan order dengan jumlah yang ‘aneh’. Membeli lusinan jelas lebih murah, tapi dia order jepit otomatis 10 pc, magnet kulkas 8 pc… Pokoknya serba nanggung… Kalau yang seperti ini, feeling saya hampir selalu tepat.



Ongkos kirim lebih mahal dari jumlah belanja. Biasanya juga ‘bablas’



Membeli dengan jumlah sangat sedikit, sehingga jumlahnya lebih sedikit meskipun ongkos kirimnya murah (terlihat kalau iseng/basa-basi)



Itulah tanda-tanda awal ‘potensi’ hit and run yang selama ini saya amati. Tapi pola-pola tersebut tidak mutlak. Kadang ada pelanggan yang cara order dan daftar orderannya ‘normal’ melakukan hit and run. Atau pelanggan yang menepati janji (transfer) meskipun ongkos kirim jauh lebih besar dari nominal belanjanya. Jadi saya tetap mengandalkan feeling. Dan itu susah untuk dijelaskan… ^^v



Pelanggan berpotensi hit and run memang agak susah dideteksi, tapi kita bisa meminimalisasi kasus hit and run di OS kita. Caranya :



Membuat aturan yang jelas, lugas (tidak bermakna ganda), dan tegas. Sounding secara kontinyu kepada pelanggan tentang aturan-aturan tersebut. Misal : saya secara rutin mengumumkan di status mengenai cara order, sistem pembayaran, pengiriman paket, dan konsekuensi jika melakukan hit and run.
Tidak cukup membuatnya, kita juga harus menegakkan aturan yang kita buat sendiri. Seperti prinsip hukum pacta sunt servanda, perjanjian adalah undang-undang bagi para pihak yang membuatnya. Maka wajib ditaati, meskipun yang membuat salah satu pihak (penjual). Jika pihak pembeli tidak setuju dengan aturan main di OS tersebut, relakan dia mencari OS lain. Dan asas hukum di Indonesia menyatakan, ketika norma hukum ditetapkan, pada saat itu setiap orang dianggap tahu peraturan/hukum tersebut. Maka, ini menjadi kekuatan “hukum” bagi pihak penjual untuk menegakkan aturan yang dibuatnya. Misal : saya menetapkan konsekuensi bagi pelanggan yang melakukan hit and run dengan mem-blacklist-nya. Jika ada pelanggan yang protes karena saya masukkan daftar blacklist, dengan dalih tidak tahu aturan tersebut/tidak diperingatkan/tidak di tagih..…tentu saya kembalikan ke prinsip “setiap pelanggan, saya anggap tahu peraturan yang saya buat”, karena sudah sangat jelas dan secara rutin saya sounding. Lagipula, toleransi waktu yang saya berikan cukup panjang. Dua minggu tidak ada kabar (pending/cancel), otomatis masuk blacklist. Dalam kondisi normal, dua minggu waktu yang terlalu panjang bagi pelanggan yang serius order/beritikad baik (Tidak termasuk yang sejak awal sudah memberi informasi bahwa transfernya (misal) dua minggu lagi, atau bulan depan nunggu gajian. Itu berarti sudah memberikan keterangan, bukan tanpa kabar sama sekali. Saya tidak akan bisa tahu apalagi paham tentang sikon pelanggan kalau tidak ada informasi kan?!)
Menetapkan ‘sanksi’ bagi pelaku hit and run. Peraturan tanpa sanksi bagi pelanggar, ibarat macan ompong. Sanksinya apa saja? Ini tergantung OS masing-masing. Kalau saya, jika pelanggan melakukan hit and run, otomatis masuk daftar blacklist. Sanksinya : jika lain waktu order lagi, tidak akan saya respon. Dan jika Nupinupi mengadakan giveaway, dia tidak punya kesempatan untuk menang. Ikut boleh, tapi tidak bakal menang.
Rubah cara bersikap anda. Berdasarkan pengamatan saya, setiap crafter/pelaku bisnis online… biasanya punya karakteristik pelanggan yang serupa. Maksud saya begini, crafter A sangat sering menjadi korban hit and run atau ditipu pelanggan. Bisa dikatakan, banyak pelanggan crafter A yang berkarakter ‘iseng’, tidak serius order dan berniat buruk sejak awal. Tapi sebaliknya, crafter B sangat jarang menjadi korban hit and run atau penipuan. Pelanggan-pelanggannya malah sebagian besar loyal dan dapat dipercaya. Kenapa bisa seperti itu?Itu karena sikap dari masing-masing crafter tersebut. Crafter A terlihat tidak punya ketegasan, lembek, dan kepercayaan dirinya kurang. Itu bisa dilihat dari cara melayani pelanggan, aturan-aturan yang dibuatnya, cara menerapkan dan eksekusinya jika terjadi masalah. Maka, kecenderungan pelanggan-pelanggan yang menghampirinya juga seragam, yaitu orang-orang yang tahu, bahwa crafter tersebut mudah dipermainkan. Sebaliknya, crafter B adalah orang yang tegas (tapi bukan berarti judes/galak lho yaa… ^^) dan waspada. Maka, pelanggan-pelanggan ‘iseng’ juga tidak akan berani mendekat. Karena tahu konsekuensinya jika ‘berani macam-macam’, dan dia tahu persis, crafter B komitmen dengan aturan yang dibuatnya. Bisa dipahami?



Jadi, jika teman-teman merasa sering jadi korban hit and run atau penipuan oleh pelanggan, silakan koreksi diri terlebih dahulu. Pasti ada yang salah dengan sikap/cara berpikir anda selama ini (kurang waspada). Sehingga dianggap sebagai sasaran empuk pelanggan-pelanggan yang tidak punya etika :)



Secara pribadi, saya tidak masalah jika ada pelanggan yang menunda pembayaran atau membatalkan orderan. Karena barang-barang ‘dagangan’ saya bukan made by order, misal anda membatalkan pembelian, bisa dengan mudah saya jual kepada pelanggan lain. Tapi, tetap saja itu tidak beretika. Apalagi jika yang di order adalah barang-barang made by order, tentu ada perjuangan berat di balik proses pembuatannya. Pikirkanlah secara matang, apakah anda benar-benar akan berbelanja/membutuhkannya, atau hanya keinginan sesaat. Sehingga berakibat anda menyesal dan melakukan hit and run karena tidak mau repot/peduli dengan janji yang anda buat sendiri. Silakan bertanya-tanya mengenai barang-barang yang diminati. Tidak masalah bertanya tanpa membeli (asal bukan bertanya cara membuatnya yaa..). Tapi, kalau sudah sampai tahap order, berarti anda sudah membuat kesepakatan. Itu yang harus ditepati. Jika memang tidak berminat, sudah...tidak usah -basa-basi- mengatakan "oke sis, besok saya transfer ya..."



Intinya, mari kita saling menghargai, agar tidak ada pihak yang didzolimi :)





* thank's to good buyer Nupinupi :)

Sunday, May 13, 2012

Persiapan Memberi Kursus

Penulis :
Fitri Gaity


Sebelum memberi kursus yang perlu diperhatikan adalah :


1.Siapa yang akan kita beri kursus?

Apakah ibu-ibu, anak-anak, remaja, bapak-bapak ? Kenapa hal ini perlu kita perhatikan? Karena di sini kita harus menentukan materi apa yang akan kita berikan,kecuali permintaan orangnya.
Kita harus punya patokan terlebih dahulu, jika ibu-ibu minatnya apa?apa yang mudah dan disukai, baik pemula atau mahir. begitu juga untuk kalangan anak-anak dll.

2.KIT paket lengkap
Kita membuat KIT paket lengkap bahan-bahan dan dan pola. Dapat juga ditambahkan alat semisal jarum jika untuk menjahit, untuk alat bisa tentukan bawa sendiri atau kita pinjami, jika bawa sendiri, kita tetap sediakan beberapa untuk jaga-jaga jika ada yang tidak bawa.

3.Tempat kursus
Jika kursus diadakan di tempat kita, persiapkan tempat selayak dan senyaman mungkin.Jika kursus diadakan ditempat lain, datanglah tepat waktu, persiapkan bawaan kita paling tidak sehari sebelumnya, buat list apa saja yang harus kita bawa, bila perlu lebihkan persediaan KIT, sering terjadi saat waktunya kursus ada teman yang kursus atau orang lain juga berminat mengikuti.

4.Biaya kursus
Mengenai biaya kursus bisa kita bedakan kursus dengan banyak peserta dan privat, privat biasanya lebih mahal. Sering ada yang nanya, berapa sih kita pasang tarif untuk kursus?nah saya kurang tahu bagaimana semestinya, jadi saya hanya bisa menjawab dengan pendapat saya saja. Ilmu itu bisa mahal bisa murah tergantung niat kita juga, atau kita lihat kondisi masyarakat, jika di desa atau kita lihat lingkungannya minim ya saran saya jangan mahal-mahal yang penting kita sudah hitung pengeluaran bahan(boleh ambil untung dari bahan), transpot, untuk tenaga dan fikiran kita ambil sedikit saja, kalau lingkungannya mampu saya kira tidak masalah kita pasang tarif mahal, tetapi pasti akan sangat tidak patut ya kalau kita pasang tarif kursus di wilayah A Rp. 30.000,- di wilayah B Rp. 50.000,- nah untuk ini harus ada bedanya, walau ilmunya sama tetapi kita bisa menggunakan bahan yang berbeda, dalam artian kwalitasnya, atau materinya disederhanakan untuk yang lebih murah.
Saya kasih contoh kasar, misal saya kasih kursus mini pie flanel bisa untuk topping yang sederhana saja di wilayah A, atau misal kursus membuat kalung manik, manik menggunakan yang akrilik biasa untuk wilayah A dan untuk wilayah B menggunakan kristal atau yang lainnya.

5.Waktu kursus
Tentukan waktu kursus dari awal, misal 2 jam untuk 1 materi, atau kalau materinya sulit bisa tambahkan.




Catatan penting lainnya

1.Jika kita tidak ingin waktu terlalu lama kita bisa memotong dahulu bahan-bahan yang untuk kursus, agar saat kursus tidak molor waktu kursusnya, kecuali tehnik memotongnya sulit kita harus ajarkan dan peserta kursus mempraktekannya, tetapi jika sedehana saja kita bisa memotong dari rumah dan memberikan kepeserta sudah berupa potongan, tetapi kita tetap mengajarkan cara memotong, hanya sekedar men demokan nya saja.

2.Saat kursus berlangsung kita harus perhatikan peserta, jangan hanya kita bicara sendiri dan praktek sendiri tanpa pedulikan peserta. peserta kursuspun bermacam-macam, kadang ada yang kita perhatikan malah berhenti jadi terlihat tidak mau diawasi, padahal kita bukan mengawasi tetapi memperhatikan dia agar kita yakin peserta kita ini faham tidak, kalau sudah begitu saya justru meminta dia mempraktekkan apa yang tadi saya ucapkan, sampaikan ke dia tidak apa-apa saya hanya pengin pastikan anda bisa.kita harus yakin benar peserta kita bisa mengerjakan dan faham.

3.Setelah selesai kita sampaikan pada peserta jika ada pertanyaan seputar materi tadi, kita harus siap menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Tetapi saran saya jangan jawab pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi tadi. Sering terjadi peserta kursus merasa kita gurunya yang banyak ilmu dan dapat dikorek semua ilmunya. nah ini kebijaksanaan kita terserah, kita punya hak untuk tidak menjawab berdasarkan beberapa macam alasan, bisa alasan kita karna agar dia fokus di 1 itu saja dulu, pelajari dan praktekan lagi lain waktu ilmu itu sampai mahir, syukur-syukur bisa berkembang dengan sendiri kreasinya. alasan lain jika kita memberi kursus selain membagi ilmu juga untuk mendapatkan keuntungan materi pasti akan sangat rugi jika kita memberi 1 materi dan murid mendapatkan ilmu yang diluar materi tersebut yang bisa jadi itu ilmu untuk kursus lainnya. saya sering mencontohkan murid kelas 1 baru belajar pelajaran kelas 1 belum ujian sudah mau belajar kelas 2.Tidak apa-apa kita punya hak, yang terpenting kewajiban sudah kita sampaikan dengan baik :)

4.Sebagai pengajar mengajarlah dengan baik, jangan rendahkan murid walau usia lebih muda dari kita.
Sebagai murid jadilah murid yang baik,perhatikan pengajar dengan serius, jika kurang faham lebih baik tanyakan pada pengajar. Kadang karena kita merasa sudah ahli dalam bidang lain, bahkan kita juga guru saat kita kursus suka lupa saat itu kita sebagai murid, lupanya suka sok tahu atau mengajari teman-teman lain,bahkan sampai bela-belain ketinggalan materi hihi...ini saya pernah mengalami, sampai semua sudah selesai dia belum dan akhirnya saya meluangkan waktu untuk mengajari dia, hehe...betapa kasianilah gurumu ini haha...

Demikian semoga bermanfaat dan dapat difahami, nanti jika ada tambahan saya tambahkan hehe...takut ada yang kelupaan.
Tulisan diatas bukanlah tulisan seorang ahli hanya murni pengalaman saya, nanti yang lain bisa juga berbeda untuk kejadian-kejadiannya :D


ps: photo copas from http://duniakreasifiet.blogspot.com

Salam kreatif :)

Cara Menentukan Harga Produk (Flanel)

Penulis:
Nupinupi
Linda sari




Beberapakali saya mendapat pertanyaan “Harga segini untuk produk A kemahalan nggak ya?” Atau, sering saya lihat harga-harga produk yang membuat saya berpikir “kok dia bisa membuat harga semurah ini ya?” (heran). Karena saya tahu, jika membuat 1 biji mudah, tapi setengah mati kalau membuat dalam jumlah banyak.

Ini adalah daftar kebingungan yang umumnya dirasakan 'pembuka lapak baru' dalam menentukan harga.Kita belum PD menentukan harga, karena kita berpikir…”apa iya barang buatan saya akan laku?” atau “aduuh, harga segini kemahalan nggak ya?”
Inti dari pemikiran-pemikiran ini adalah takut karya buatan kita tidak laku.Kita ingin cepat menarik banyak pelanggan, sehingga membanting harga kreasi kita. Menurut saya…pemikiran-pemikiran di atas adalah wajar/manusiawi. Tapi sangat tidak membangun. Karena, itu berarti kita meragukan kualitas karya kita dan kita menghargai karya kita sendiri dengan murah (padahal kita membuatnya dengan susah payah).

Eittss….jangan tersinggung teman-teman! Ini adalah pengalaman pribadi saya. Saya juga pernah merasakan hal tersebut.Tentu tidak salah jika kita membuat senang pelanggan dengan servis harga murah. Tapi jangan lupa untuk memberi harga pada jerih payah dan kreativitas kita sendiri. Ada efek yang perlu kita pertimbangkan, jika kita membuat harga terlalu murah (dalam arti : tidak sesuai dengan apa yang telah kita keluarkan) atau hanya berdasarkan harga 'lapak tetangga'.
Kita menentukan harga yang terlalu murah, kemudian orderan mengalir deras. Awalnya kita akan senang. Tapi setelah merasakan, betapa capek dan ribetnya menyelesaikan orderan-orderan tersebut…baru kita tahu, ternyata harga yang kita buat tidak sebanding dengan jerih payah kita, padahal kita tidak bisa langsung menaikkan harga.Akhirnya….bosan, malas dan kualitas menurun alias ngerjainnya asal-asalan, karena kemudian kita akan berpikir “ ah, sudahlah..gini aja. Harganya murah juga”….
Bila kita sudah mulai malas dan bosan, kualitas produk pun menurun, otomatis kualitas diri kita juga menurun. Kita tidak mampu memikirkan kreasi-kreasi baru yang orisinil, dan ujung-ujung…kita hanya akan menjadi follower. Jika 'upah'nya sebanding dengan kerja keras kita, tentu kita akan bersemangat untuk terus mengeksplor kreatifitas kita, sehingga produk-produk kita menjadi semakin variatif dan berkualitas jempol.
Lalu, bagaimana kalau ada pelanggan yang mengatakan/merasa harga kreasi kita kemahalan?? Yang kita garap/jual ini adalah barang-barang seni. Mahal dan murah itu relatif. Saya sering heran dengan lukisan abstrak yang menurut saya balita pun bisa membuat coretan-coretan itu. Tapi kenapa harga 'coretan' tersebut tinggi sekali, dan ada yang mengagumi/mau beli lagi…?! Itulah seni. Selera dan pandangan orang masing-masing. Kalau orang itu sudah suka/cocok…harga berapapun dia bayar. Lain halnya kalau yang kita jual adalah sembako atau barang-barang kelontong yang punya HET (Harga Eceran Toko), jadi kita bisa membandingkan harga antar toko/penjual.
Selanjutnya… Saya akan share cara saya membuat harga (khususnya kreasi flanel).

Misal, saya akan membuat harga untuk ganci boneka aisyah.Tentukan dan hitung berapa rupiah biaya bahan baku untuk membuat ganci tersebut. Mulai dari kain flanel, benang, lem, manik mata, dakron dan renda (1 meter kain flanel tsb bisa menjadi boneka aisyah berapa buah,dst).
Kemasan ganci boneka. Kita kemas dengan plastik mika souvenir misalnya. Jika kita beli 1 pak Rp.5.000 (isi 100 lb), berarti kemasan kita hargai Rp.50 atau Rp.100 (terserah teman-teman,mau dihargai Rp.1000 pun boleh, tidak harus pas dengan hasil pembagian)
Label. Kadang-kadang ada yang berinisiatif membuat label yang unik dan tampak profesional, sehingga packaging-nya mampu menarik minat pembeli.
Transport (bila perlu)Jasa pembuatan. Ini adalah upah untuk kerja keras teman-teman.
Laba. Hal terpenting dalam bisnis. Teman-teman bebas menentukan berapa % laba yang ingin diraih. Minimal 10%...karena jika di bawah 10%, bisnis kita akan sulit berkembang/terlalu lambat. Kecuali jika volume penjualan kita tinggi, maka keuntungan 5% pun sudah lumayan banyak.

Poin-poin di atas adalah biaya produksi per 1 pc ganci aisyah. Dan ini belum selesai. Masih ada biaya promosi. Tentukan berapa % biaya promosi untuk setiap 1 pc ganci aisyah.
Apa fungsi biaya promosi ini? Dari namanya, kita akan langsung tahu..bahwa biaya ini untuk promosi. Kadang-kadang ada teman/saudara yang minta untuk sampel. Nah,bayangkan jika ada 10 orang saja yang kita beri gratis, berapa biaya yang kita keluarkan (kecuali kita sudah niat memberikan), meskipun nantinya dari 1 sampel gratis tersebut akan membuka pintu orderan yang jumlahnya ribuan pc dengan keuntungan berlipat ganda. Tapi jika tidak/ lama tdk ada yang ngorder juga?! Tentunya apa yang kita keluarkan/berikan harus sudah ada biayanya…supaya tidak tekor alias mengambil dari kocek pribadi. Jadi biaya promosi kita bebankan pada masing-masing ganci boneka aisyah.
Kita membuat promo, membeli 1 lusin bonus 1, atau belanja minimal Rp.100.000,bonus gantungan kunci aisyah. Bonus-bonus ini kita ambil dari biaya promosi.Kita sudah menetapkan harga grosir. Tapi pasti ada pelanggan yang menawar…minta diskon. Nah..dari biaya promosi inilah kita bisa memberikan potongan harga untuk pelanggan. Jadi kita tidak memotong biaya produksi.
Agar lebih jelas, saya buatkan simulasi cara menghitung harga ganci boneka aisyah.


Jenis Biaya (Rp)
Flanel 1000
Benang 100
Manik mata 100
Renda 200
Dakron 200
Gantungan kunci 200
Kemasan 200
Label 500
Jasa pembuatan/pc 1000
Laba 20% 600
Jumlah 4.100
Tambahan biaya promosi 20% 4.920

Jadi, biaya produksi/pc ganci boneka aisyah adalah Rp. 4.100.
Harga grosir Rp. 4.920 atau kita bulatkan Rp.5.000.
Ketika ada pelanggan yang meminta potongan harga, kita bisa memberi diskon misalnya 10% atau 15%...atau bahkan 20%.

Range-nya adalah antara Rp.5.000 – Rp.4.100. Kita jangan sampai melepas harga di bawah Rp.4.100. Jadi kita tidak hanya “asal pantas /mengira-ira” ketika memberikan potongan harga, sudah ada perhitungan dan datanya. Untuk harga eceran biasanya 2x harga grosir atau selisih sedikit dengan harga grosir.

Terserah teman-teman dalam menentukan harga eceran. Tabel di atas adalah simulasi sangat sederhana dalam menentukan harga. silakan teman-teman kembangkan sesuai kebutuhan. Ini adalah cara saya dalam menentukan harga. Saya sekedar share. Jadi, misal ada cara lain yang digunakan teman-teman…itu sah-sah saja.
Kesimpulannya, saya tidak sedang mendorong teman-teman untuk membuat harga tinggi. Tapi buatlah harga sesuai dengan apa yang kita keluarkan. Jika harga sudah sesuai dengan apa yang kita keluarkan, tidak ada lagi istilah kemahalan. Boleh kita intip-intip harga “lapak tetangga”, jadikan sebagai referensi, jangan dijadikan sebagai patokan. Karena, ingat..yang kita jual adalah barang seni, bukan sembako. Hal yang wajar jika produknya sama tapi harganya beda. Semoga bermanfaat ^^,




Margin keuntungan juga bisa diperkirakan dari segmen pembelinya. setiap segmen punya pasar masing2.
1. pencari barang murah, yang paling murah yang disukai.
kalo teman2 punya pembeli gol 1 ini, bisa diakali dengan ngambil margin keuntungannya ga terlalu besar, tapi dengan jumlah penjualan banyak, kan hasil yang didapat juga bisa besar :)
2. menengah. disini keuntungan bisa sedikit diperbesar.
golongan menengah ini tipikal pembeli yang ga mau beli barang mahal, tapi enggan juga beli barang terlalu murah. 3. pembeli dengan daya beli tinggi .
golongan ini ga mau beli barang murah (dalam kacamata mereka) karena mereka punya banyak uang, atau karena mereka menghargai barang handmade . disini mereka udah punya standar sendiri. golongan ini jarang,ga sebanyak golongan 1 &2. tapi krn daya beli mereka tinggi , kita bisa mematok harga tinggi juga, dengan keuntungan yg lebih besar.

FYI aja, saya pernah jual karya saya dengan harga 2x harga modal , tapi pernah juga dengan 20x harga modal. pernah juga saya jual 1karya yang sama, tapi dijual ke 2 golongan yang beda, perbedaan harga jualnya bisa sampai 10x lipat.
intinya ketika kita buat suatu karya, kita mau jual ke siapa ? pasarnya siapa? kalo misalnya udah dapet perkiraan harganya, coba tanya ke diri sendiri: "are you happy with your price?" kalo jawabannya engga. wah,, gawat,, bisa merembet ke jenuh, bosan, dll. berarti harus ada yang di otak atik di perkiraan harganya. alesan ga bahagia nya bisa: - ngerasa harganya terlalu rendah. ga sesuai dengan standar hidup, ga sesuai dengan usaha yg dikeluarin. - ngerasa harganya kemahalan. ngerasa kasian sama pembeli yg harus bayar mahal, ga enak ngambil untung kebanyakan, dll.
kalo ngerasa kemahalan, turunin harganya, kalo ngerasa kemurahan, naikin harganya. teori simpel, tapi butuh banyak latihan. liat2 referensi harga di lapak lain juga bisa ngelatih kita buat atur harga & ukur kemampuan. kalo jawabannya ya,, berarti silakan lanjutkan. toh menyenangkan kan ? :D

ps: photo copas from http://www.commerce.wa.gov.au and http://www.charismagick.com


Salam Kreatif :)